Harga Satuan RAB – Untuk mengetahui biaya pelaksanaan pekerjaan suatu proyek kita harus membuat RAB atau Rincian Anggaran Biaya sehinggga dapat diketahui berapa besar biayanya. RAB merupakan BQ (Bill Of Quantity atau daftar kuantitas) yang sudah diisi kolom harga satuannya sehingga merupakan penjumlahan dari perkalian antara volume masing-masing item pekerjaan dan harga satuannya.
Untuk mengisi harga satuan pekerjaan dalam BQ, terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan agar tidak salah dalam menentukan harga satuan tersebut seperti rumahmaterial.com coba ulas di bawah ini.
1. Gambar rencana
Untuk melaksanakan pekerjaan salah satu panduan kita adalah gambar rencana. Biasanya terdapat gambar denah, potongan, dan gambar detail masing-masing sub pekerjaan. Untuk gambar rencana umumnya gambar detail dan gambar dengan skala yang lebih besar memiliki kekuatan yang lebih tinggi.
Contohnya terdapat perbedaan antara gambar denah dan gambar detail maka yang dipakai adalah gambar detail. Tetapi itu semua tergantung dari persetujuan pemilik proyek dan konsultan perencana.
Kadang gambar rencana kurang jelas atau kurang detail sehingga dalam menyusun harga item pekerjaan kita harus melakukan asumsi seperti apa kira-kira item pekerjaan itu.
2. Spesifikasi teknis
Selain gambar rencana kita harus memperhatikan spesifikasi teknis material yang digunakan. Untuk jenis material yang sama dengan spesifikasi atau merek yang berbeda harganya bisa berbeda jauh, maka kita harus hati-hati dalam menentukan spesifikasi dan merek yang digunakan.
Misalnya meskipun sama-sama material keramik lantai dengan ukuran 20×20 cm, harga keramik lantai merek Roman relatif lebih mahal jika dibandingkan merek yang lain, karena kualitasnya memang lebih baik.
Kadang spesifikasi teknis dalam gambar rencana, dokumen spesifikasi teknis atau outline spesifikasi material, dan BQ bisa berbeda atau tidak sinkron. Hal ini biasa terjadi karena kurangnya kordinasi atau kelalaian di pihak perencanaan.
Jika terjadi seperti ini maka tergantung jenis kontraknya apa, jika kontraknya bersifat harga satuan (unit price) maka umumnya spesifikasi teknis yang ada dalam BQ yang dipakai sebagai acuan. Sedangkan jika kontraknya lumpsum umumnya digunakan spesifikasi yang tercantum dalam gambar.
3. Item pekerjaan dalam BQ
Untuk item pekerjaan dalam BQ kita harus berhati-hati dengan satuan item pekerjaan. Kadang ada item pekerjaan yang sama dengan satuan yang berbeda. Misalnya ada item urugan pasir urug dengan satuan m3 tetapi kadang ada juga item pasir urug tebal 10 cm dengan satuan m2, sebenarnya tidak menjadi masalah tetapi kita harus konversi harga satuannya sesuai dengan satuan item pekerjaannya.
Contohnya untuk item pasir urug di atas, jika harga satuannya 300.000 / m3 maka jika satuannya m2 dengan ketebalan 10 cm maka harga satuannya menjadi 0,1 m x 300.000 / m3 = 30.000 / m2.
Selain itu kadang kita harus memperhatikan volume pekerjaan dalam menentukan harga satuan item pekerjaan, misalnya kita ingin menghitung harga satuan pasangan wiremesh 2 lapis dengan luas pelat lantai pada gambar 100 m2 dengan asumsi harga pemasangan besi wiremesh 60.000 / m2 untuk tiap lapisnya.
Jika pada volume BQ tercantum pasangan wiremesh 2 lapis dengan volume 100 m2 maka harga satuan kita menjadi 2 lapis x 60.000 / m2 / lapis = 120.000 / m2.
Tetapi lain halnya jika volume pada BQ tercantum pasangan wiremesh 2 lapis dengan volume 200 m2 (sementara di gambar luas pelat lantai 100 m2) maka harga satuan kita menjadi 1 lapis x 60.000 / m2 / lapis = 60.000 / m2 karena untuk kedua lapisnya sudah masuk pada volume item pekerjaan.
4. Faktor yang mempengaruhi upah kerja
Perhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi upah kerja antara lain :
Durasi atau jangka waktu pelaksanaan proyek yang sangat mendesak akan memerlukan tenaga kerja yang banyak dan kemungkinan perlu dikerjakan siang dan malam (bisa 2 shift atau 3 shift). Hal ini akan menimbulkan biaya upah yang lebih besar karena jika perencanaan kedatangan material sampai terlambat sementara jumlah tukang banyak, maka kita akan membayar upah secara sia-sia karena tukang tetap dibayar sementara hasil kerjanya tidak ada karena materialnya terlambat.
Selain itu produktivitas kerja pada malam hari lebih kecil daripada kerja pada siang hari, sementara upah kerja harus diperhitungkan sebagai kerja lembur.
Jika pekerjaan harus dilakukan pada malam hari, misal karena lokasi proyek masih beroperasi pada siang hari, maka upah tukang akan diperhitungkan sebagai kerja lembur sehingga biaya upah tentu lebih besar.
Untuk pekerjaan pada bangunan bertingkat, harga upah pekerjaan di lantai atas tentu berbeda dengan harga upah untuk pekerjaan di lantai dasar. Untuk pelaksanaan pekerjaan di lantai atas yang bertingkat tinggi kita harus memperhitungkan biaya mobilisasi material atau langsir material ke lokasi kerja.
Itulah beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menyusun harga satuan dalam RAB untuk menentukan biaya pekerjaan proyek konstruksi. Semoga bermanfaat buat Anda.
Referensi: rumahmaterial .com