Pada artikel ini akan membahas tentang pekerjaan persiapan dalam pembuatan RAB. Untuk setiap proyek pembangunan selalu ada tahap pekerjaan persiapan, tetapi detail komponen pekerjaan persiapan berbeda-beda tergantung dari tipe bangunan yang akan dibangun.
Secara umum terdapat beberapa komponen pekerjaan persiapan yang biasanya selalu dkomponenukan pada setiap proyek pembangunan, antara lain : mobilisasi dan demobilisasi material, alat, dan pekerja, pembuatan fasilitas sementara ( seperti kantor proyek, barak pekerja, gudang material, toilet sementara), penggunaan alat berat, keamanan proyek, pengukuran dan marking, air dan listrik kerja, serta pembersihan lokasi. Selain itu terdapat beberapa komponen lain yang bisa masuk ke dalam pekerjaan persiapan.
Sebagai contoh berikut ini adalah beberapa komponen pekerjaan persiapan yang harus diperhitungkan dalam membuat penyusunan RAB untuk pekerjaan pembangunan gedung bertingkat sebagai berikut :
1. Pagar sementara, pada umumnya dihitung dalam satuan m’.
Pagar sementara berfungsi sebagai pembatas area proyek dengan area sekitarnya. Pada umumnya pagar sementara terbuat dari seng gelombang dengan rangka kayu. Untuk memperindah tampilannya bisa difinish cat dengan warna yang sesuai atau dilapisi banner. Sehingga wilayah tersebut sedang berlansung pembangunan proyek.
2. Mobilisasi dan Demobilisasi, pada umumnya dihitung dalam satuan ls.
Mobilisasi dan demobilisasi terdiri dari mobilisasi dan demobilisasi material, tenaga kerja, dan peralatan, tetapi yang paling berpengaruh adalah mobilisasi dan demobilisasi alat konstruksi misalnya alat pancang, tower crane, passanger hoist, dan lain-lain karena biayanya yang cukup besar.
3. Peralatan konstruksi, pada umumnya dihitung dalam satuan ls.
Dalam Penggunaan peralatan konstruksi untuk mendukung pelaksanaan pekerjaan seperti tower crane, passanger hoist, scafolding, dan lain-lain. Yang masuk dalam pekerjaan persiapan adalah peralatan konstruksi yang besar biayanya tetapi penggunaannya bisa untuk bermacam-macam tahapan pekerjaan. Sedangkan peralatan pembantu / minor tool akan diperhitungkan dalam analisa harga satuan masing-masing pekerjaan.
4. Air dan listrik kerja, Pada umumnya dihitung dalam satuan bulan atau ls.
Jika terdapat instalasi eksisting milik owner, air dan listrik kerja mungkin dapat menyambung ke instalasi tersebut dengan memasang meter listik dan air. Namun jika tidak terdapat instalasi eksisting, maka untuk listrik kerja dapat mengajukan penyambungan sementara ke PLN atau dengan menggunakan genset. Kemudian untuk air kerja dapat menggunakan sumur dangkal jika airnya bagus atau terpaksa harus membeli air dari mobil tangki.
5. Direksi keet / kantor proyek, pada umumnya dihitung dalam satuan m2 atau ls.
Pembuatan bangunan sementara untuk staf kontraktor dan wakil pemberi tugas maupun pengawas proyek. Tergantung skala proyek dan kebijakan masing-masing perusahaan, ada yang membuat kantor proyek dengan bangunan semi permanen dengan dinding bata, ada juga yang hanya menggunakan dinding multipleks, ada juga yang menggunakan container office. Luas atau ukuran bangunan tergantung dari jumlah staf yang terlibat di proyek tersebut.
6. Bedeng pekerja dan toilet sementara, pada umumnya dihitung dalam satuan m2 atau ls.
Pembuatan bangunan sementara untuk barak pekerja biasa hanya menggunakan dinding multipleks. Luas atau ukuran bangunan tergantung dari jumlah pekerja di proyek tersebut.
7. Telepon dan sarana komunikasi, pada umumnya dihitung dalam satuan bulan atau ls.
Dapat menggunakan saluran sementara atau menggunakan jaringan cdma seperti telkom flexi. Untuk proyek besar juga harus mempertimbangkan pengadaan handy talkie untuk mempermudah komunikasi dan koordinasi pelaksanaan proyek. Selain itu lebih baik lagi jika dilengkapi dengan mesin fax dan koneksi internet.
Referensi: rumahmaterial.com